SorotUpdate.com, Sungaipenuh- Maraknya dugaan pungutan liar yang akhir- akhir ini sering terjadi, khususnya dalam kancah dunia pendidikan, seakan tak henti-hentinya menuai sorotan tajam dari masyarakat.
Pasalnya, dugaan pungli yang dilakukan dengan dalih aturan sekolah seolah menjadi tameng tersendiri bagi pelaku dalam memuluskan aksinya tersebut, seperti yang terjadi di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, dari salah satu wali murid yang anaknya diduga ikut mejadi korban oknum kepala sekolah di SMKN 5 ini, diketahui pada tahun sebelumnya anaknya pernah dimintai oleh oknum kepsek ini uang sejumlah 400 ribu rupiah dengan alasan sebagai uang praktek atau kegiatan magang diluar sekolah.
Bukan hanya itu saja, wali murid yang enggan disebut namanya ini juga sempat mengakui bahwa oknum kepsek ini, selain meminta siswanya melunasi biaya magang tersebut juga meminta untuk melunasi biaya pengambilan ijazah sebanyak 80 ribu rupiah per siswa/i katanya.
“Ya,,, dulu kami diminta untuk membayar biaya magang sebesar 400 ribu rupiah, setelah itu ada juga dimintai lagi sebesar 80 ribu untuk biaya pengambilan ijazah katanya, karena takut anak kami tidak berani masuk sekolah karena dimintai hal ini, ya mau tidak mau terpaksa kami berikan,” Ucapnya.
Lanjutnya, “Kalau seperti ini tentunya kami sebagai wali murid merasa keberatan, apalagi kami disini rata-rata pada umumnya kalangan menengah ke bawah, sedangkan setahu kami untuk biaya seperti ini sudah ditanggulangi oleh pemerintah melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),” tuturnya.
Menindak lanjuti dugaan permasalahan ini, media sorotupdate.com bekerja sama dengan tim fatner dari beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kota Sungai Penuh, mencoba mendatangi lansung Paisal selaku Kepala SMKN 5 Kota Sungai Penuh, saat ditanyakan mengenai dugaan permasalahan ini diruang kerjanya pada Kamis 15 September 2022 dirinya juga sempat mengakui hal tersebut.
“Ya,, memang dulu pernah kita mintai biaya magang sebanyak itu, semuanya itu untuk keperluan kegiatan magang itu sendiri, seperti biaya operasional panitia magang, biaya cendera mata setelah magang, dll.” ungkapnya.
Dan saat ditanyakan terkait masalah dana bos, apakah kegiatan tersebut tidak ada dianggarkan pada dana tersebut dirinya tampak dengan enggan menjawab dan berdalih,
“Sebenarnya itu sudah ada dalam dana bos, karena kebutuhan sekolah banyak, seperti biaya guru honorer yang ada dan sebagainya, maka tidak mencukupi lagi untuk biaya magang tersebut,” Pungkasnya. (Rky)